Ayo Mulai Kampanye Dengan Campaign.com!


Para ChangeMakers! doc: Campaign.com

Pernah enggak sih kamu berada dalam posisi, di mana kamu merasa resah, marah dan ingin mengubah sesuatu yang menurut kamu itu tidak benar, tapi kamu enggak tahu harus mulai dari mana? Misalnya, kamu merasa jengah melihat orang-orang di sekitar kamu kencing sembarangan, atau kamu merasa marah melihat banyak anak-anak kecil yang tidak bersekolah, atau kamu merasa frustasi melihat banyaknya kasus pelecehan seksual di jalanan, tapi kamu bingung, kamu enggak tau mesti mulai dari mana untuk mengubah ini, kamu bingung siapa yang bisa kamu ajak buat kolaborasi, kamu bingung uangnya dari mana. Aku pikir sebagian besar dari kita pasti pernah berada dalam posisi itu, kan? 

Sekarang enggak perlu bingung lagi, karena sekarang ada aplikasi yang akan membantu kita semua untuk memulai kampanye sosial yang sedang kita rancang. Selasa kemarin, Campaign.com, sebuah social tech-enterprise asal Indonesia, meluncurkan sebuah aplikasi baru berbasis mobile. Aplikasi mobile Campaign.com ini menawarkan fitur-fitur yang bisa membantu para agen perubahan seperti kamu untuk membangun komunitas, dan mengorganisir kampanye dengan lebih mudah. Aplikasi Campaign.com juga bertujuan untuk membawa semua agen perubahan ke dalam satu komunitas #ForChange, sehingga para agen perubahan tidak hanya memiliki wadah bagi kampanye mereka, tetapi juga bisa berkolaborasi satu sama lain, untuk memperkuat dan memperluas dampak kampanye. Aplikasi ini dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan dengan melibatkan para komunitas dan penggerak perubahan selama dua tahun. 

"Dengan melibatkan para agen perubahan, meningkatkan suara dan aksi mereka, kami ingin membantu mereka membangun dunia dengan kata kunci 'orang baik bisa membangun sebuah kehidupan yang lebih baik dengan melakukan hal-hal baik' untuk komunitas mereka" ujar CEO Campaign.com, William S. Gondokusumo dalam peluncuran aplikasi Campaign.com

Aku yang datang ke acara itu bersama teman-teman Komnas Perempuan, dapat merasakan adanya energi positif yang terpencar dari individu-individu para penggerak perubahan. Bagiku, #ForChange adalah saat kita semua bisa lakuin sesuatu, sekecil apa pun itu, untuk membangun peradaban yang lebih baik. 

Di malam itu, selain peluncuran aplikasi Campaign.com, diumumkan pula para pemenang Campaign of The Year 2017. Salah satu kampanye yang masuk nominasi adalah kampanye #GerakBersama, sebuah kampanye yang digagas dengan tujuan mengajak semua orang untuk mendengar dan mendukung korban, bergerak bersama untuk RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Kampanye #GerakBersama diorganisir oleh Joint Task Force, yang terdiri dari anak-anak muda kreatif yang penuh dengan ide-ide segar dalam mengkampanyekan penghapusan kekerasan terhadap perempuan, khususnya kekerasan seksual.

Selain #GerakBersama, nominasi lainnya untuk Campaign of The Year 2017 kategori organisasi adalah kampanye #DoubleTigers, #MulaiBicara, #10JamAksiBaik, dan #UntukPapua. Sementara itu, untuk kategori individu adalah #AyoMembaca, #SaveOurFood, #ISmile4You, #SehatJiwa dan #PerempuanMenulis. 

Setelah melalui proses penilaian dan voting dari masyarakat luas, penghargaan Campaign of The Year 2017 kategori individu diberikan kepada Intan Siagian atas semangatnya dalam kampanye #AyoMembaca, sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca sejak dini. Penghargaan Campaign of The Year 2017 kategori organisasi diberikan kepada WWF-Indonesia dalam kampanye #DoubleTigers, sebuah kampanye untuk melipatgandakan populasi Harimau Sumatera.

Selain dua penghargaan tersebut, masih ada satu lagi penghargaan khusus, yaitu Changemaker of The Year 2017 yang diberikan kepada Magdalena Sitorus, yang saat ini menjabat sebagai komisioner Komnas Perempuan. Penghargaan ini diberikan karena semangat positif Magdalena Sitorus dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan selalu bersemangat untuk mempelajari teknologi yang terus berkembang. Magdalena Sitorus juga senantiasa menyemangati setiap perempuan untuk terus berkarya melalui tulisan. 

So, buat kamu semua yang memiliki keresahan, dan ingin mengubah itu, langsung saja bergabung dengan komunitas #ForChange, dan mulai kampanye!

Untuk ​download​ aplikasi Campaign.com, bisa klik link di bawah ini ya!

● Android: https://play.google.com/store/apps/details?id=paratu.com.apps.campaign

● iOS: https://itunes.apple.com/au/app/campaign-forchange/id1153928765?mt=8


Nah, kamu punya pengalaman berkampanye atau baru mau mulai kampanye sosial, share di kolom komentar ya!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Gambar
Kabar duka cita atas meninggalnya Eddie Lembong Kabar duka mengawali bulan November 2017. Tanggal 1 November kemarin, Eddie Lembong berpulang kepada sang pencipta. Beliau berpulang dalam damai di RS Graha Kedoya, setelah menjalani perawatan intensif di Singapura.   Masih jelas dalam ingatan, saat aku terakhir bertemu dengan beliau di acara seminar dan peluncuran buku "Tionghoa dalam Keindonesiaan: Peran dan Kontribusi bagi Pembangunan Bangsa" di kampus Unika Atmajaya, Semanggi, Februari 2017.  Dalam acara itu, Eddie Lembong mengatakan bahwa beliau menginginkan sebuah everlasting legacy sebelum beliau me ninggalkan dunia ini. Buku ini dipersiapkan Eddie Lembong sebagai kado ulang tahun ke-70 Republik Indonesia.  "Bagi saya pribadi, tidak lama lagi matahari akan terbenam, maka izinkan saya persembahkan buku Tionghoa dalam Keindonesiaan: Peran dan Kontribusi bagi Pembangunan Bangsa ini sebagai kado bagi Ibu Pertiwi, yang saya cintai dengan sepenuh h
Baca selengkapnya

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Gambar
Cabai. Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Awal tahun ini, Indonesia diguncang oleh meroketnya harga cabai di pasaran, yang menembus angka dua ratus ribu per kilogramnya. Ini merupakan harga cabai termahal dalam sejarah Indonesia. Walau demikian, permintaan akan cabai tetap tinggi, seolah cabai harus tetap dikonsumsi berapa pun harganya.  Fenomena ini membuatku berpikir kenapa orang Indonesia begitu fanatik dengan cabai? Padahal tanaman cabai sendiri baru tiba dan dikonsumsi oleh penduduk nusantara di abad ke-16, sa at orang Spanyol dan Portugis membawa cabai dan tomat dari Amerika Latin.  Dalam buku seri Tempo Antropologi Kuliner Nusantara , disebutkan bahwa kedatangan cabai tidak bisa dilepaskan dari perebutan pengaruh politik di jalur perdagangan rempah-rempah kala itu. Pada 1563, Sultan Khairun dari Ternate bermaksud menguasai Sulawesi Utara dan mengislamkan penduduknya. Rencana Sultan dengan mengirim anak buahnya, Babullah, ini diketahui Portugis dan m
Baca selengkapnya

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan

Gambar
Kejutan dari teman-teman sekantor Bila 1 April bagi kebanyakan orang dirayakan sebagai hari berbohong sedunia alias April Mop, bagiku tidak demikian. Aku memaknai 1 April sebagai hari yang istimewa, karena tepat di hari itu, aku mengambil sebuah keputusan penting yang membuat hidupku tidak lagi sama. 1 April 2013, aku mengawali pertualanganku di Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau yang lebih familiar disebut Komnas Perempuan sebagai anak magang. Setelahnya, secara berturut-turut, aku menjadi relawan, staf dan sekarang menjadi Asisten Kampanye Divisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan. 3 tahun sudah sejak hari itu dan rasanya masih istimewa. Ibarat minum bir, ini gelas ketiga, belum mabuk, masih waras dan masih haus akan gelas-gelas berikutnya.  Sebagai hadiah istimewa di hari jadian ketiga ini, aku mau menulis tentang kehidupan di Komnas Perempuan, biar pada enggak penasaran gimana sih rasanya kerja di lembaga ini.  Aku sering ditanya orang, sebenarn
Baca selengkapnya