Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Pemaksaan Busana oleh Negara

Gambar
foto dari cic-jure.org Hari ini hari terakhir di Juli 2014. Ada satu kabar duka dari negeri Somalia. Di sana ada seorang gadis yang mati ditembak karena menolak mengunakan Jilbab. Berita tersebut sampai di Indonesia via Kompasdotcom. Berita ini cukup menggemparkan, bahkan sampai menjadi trend di media sosial.  Tentunya hal ini bukan hal baru. Di Indonesia, pemaksaan berjilbab atau pemaksaan untuk tidak boleh berjilbab juga terjadi, bahkan masif, sistematis dan terstruktur (meminjam istilah Om Wowo). Keduanya merupakan pemaksaan busana pada tubuh perempuan yang dilegalkan oleh negara lewat sejumlah peraturan daerah. Perempuan tidak lagi punya kuasa atas tubuhnya sendiri. Mereka tidak bisa lagi mengenakan pakaian yang mereka pilih, padahal pakaian ada bagian dari kebebasan berekspresi.  Berjilbab itu bagus, bagus sekali malah. Tapi apabila berjilbab di atur oleh negara, maka boleh jadi suatu saat nanti negara akan melarang penggunaan Jilbab. Mari kita berandai-andai, a

Sebuah Refleksi: 1 Tahun Setelah Sidang Skripsi

Gambar
Wisuda Fikom Untar Hari ini tepat 1 tahun aku dinyatakan lulus sidang strata satu di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara! Tak berasa, satu tahun sudah aku menjalani kehidupan seorang sarjana. And let the story begin ... 27 Juli 2013, ini hari sabtu, sebagian kita memperingati hari ini dengan peristiwa kudatuli! Aku ada sidang skripsi pagi itu. Untuk pertama kalinya kampusku menyelenggarakan sidang skripsi di hari sabtu! Sidang skripsiku berjalan biasa-biasa saja, tak ada yang spesial, aku berhasil presentasi dengan baik, mempertahankan argumen dan dinyatakan lulus, dan mulai detik itu, aku resmi jadi pengangguran, bukan lagi harapan bangsa tetapi sudah jadi beban bangsa. 31 Juli 2013, ini hari rabu, dan seperti biasa ada Rabu Perempuan! Rabu Perempuan merupakan agenda rutin setiap rabu dua minggu sekali yang diadakan oleh Komnas Perempuan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Kedai Tjikini. Di Rabu Perempuan, publik yang hadir bebas berdiskusi tentang isu

Reviktimisasi Korban Kekerasan Seksual!

Gambar
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Haloo ... Kali ini aku mau berbagi tentang istilah “reviktimisasi”. Adakah yang sudah tahu istilah ini? Bila belum, sila lanjut membaca postingan ini. Reviktimisasi sendiri merupakan istilah yang juga baru saja aku pelajari sejak aku bergabung dengan Komnas Perempuan. Yuks kita diskusi tentang istilah ini! Reviktimisasi berasal dari bahasa Inggris: Revictimization. Istilah ini sendiri sampai saat ini, belum aku temukan padanan bahasa Indonesianya. Reviktimisasi dapat diartikan sebagai proses seorang korban kekerasan seksual menjadi korban kembali! Reviktimisasi ini bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kamu loh walau mungkin kamu tidak sadar! Reviktimisasi yang lazim berupa stigma dari masyarakat yang dilekatkan ke perempuan korban kekerasan seksual. Sederhananya begini, pernahkah kamu ikut-ikutan menyalahkan korban kekerasan seksual? Dalam masyarakat Indonesia yang sedari kecil sudah ditanamkan pola pikir patria