Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Jugun Ianfu Termuda itu bernama Sri Soekanti

Gambar
Sri Soekanti Tulisan ini aku dedikasi untuk para nenek-nenek penyintas Jugun Ianfu yang kini masih berjuang untuk memperoleh hak-haknya. Tulisan ini juga aku persembahkan ke kamu-kamu yang tidak pernah mendengar apa itu Jugun Ianfu. Anggap saja ini bagian dari merawat ingatan, meneruskan cerita, agar kita tidak lupa tentang suatu peristiwa tragedi. Mari bertaruh, berapa banyak dari kamu yang pernah mendengar istilah Jugun ianfu? Aku pun begitu. Istilah Jugun Ianfu baru aku kenal kurang dari 6 bulan ini. Ini istilah yang baru aku dapat ketika aku bergabung dengan Komnas Perempuan. Jugun Ianfu merupakan praktik perbudakan seksual yang dilakukan oleh militer Jepang saat mereka mengobarkan perang Asia Timur Raya tahun 1931-1945. Sebagaimana perang-perang atau konflik-konflik lainnya, kita hanya tahu siapa yang menang dan kalah. Kita hanya tahu strategi kemenangan yang ditulis oleh pemenang. Kita tidak pernah tahu narasi-narasi para perempuan korban di daerah konflik. Hal

Aku Jatuh Cinta pada Komnas Perempuan dan Segala Perjuangannya

Gambar
Kantor Komnas Perempuan, diambil dari Tempo.co Tulisan ini aku persembahkan untuk Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau yang biasa kita kenal dengan Komnas Perempuan. Tulisan ini aku beri judul Aku Jatuh Cinta pada Komnas Perempuan dan Segala Perjuangannya. Tulisan ini aku tulis pula sebagai bagian dari merawat ingatan kolektif dan juga sebagai jawaban dari berbagai pihak yang senantiasa bertanya mengapa aku memilih Komnas Perempuan. Aku bagi tulisan ini ke dalam tiga bagian, awal jumpa, jatuh cinta, dan peneguhan cinta. Awal Jumpa. Mungkin ini yang dinamakan Takdir Ilahi. Aku pertama kali berkenalan dengan Komnas Perempuan itu jelang akhir tahun 2011. Waktu itu aku sedang ada di halte busway Bendungan Hilir, aku lupa hendak ke mana. Aku melihat ada sebuah spanduk besar dengan warna pink yang sangat menarik perhatian. Spanduk itu tergantung di halaman kampus Unika Atmajaya, menghadap ke jalan Sudirman. Di spanduk itu ditulis Kampanye 16 Hari untuk