Men Are From Mars, Women Are From Venus: Sebuah Delusi
Dulu ada masa di mana aku begitu mengidolai buku Men are
From Mars, Women are From Venus. Buku karya seorang PhD bernama John Gray ini,
harus diakui sangat menarik perhatian anak-anak muda yang baru mengenal cinta,
seperti aku di masa itu. Buku yang sudah dicetak berulang kali ini bercerita
tentang perbedaan kondisi piskologi antara laki-laki dan perempuan, yang
diibaratkan dengan berbeda planetnya kedua jenis manusia ini. Laki-laki
digambarkan dari Mars, dan Perempuan dari Venus. Keduanya datang ke Bumi untuk
saling mencintai tetapi lupa bahwa mereka memiliki nilai-nilai yang berbeda.
Perbedaan inilah yang membuat hubungan tidak berjalan baik. Nah, buku ini hadir
sebagai jawabannya.
Ada satu bab yang sangat menarik, diberi judul Men Go to Their Caves and Women Talk.
Bab ini menceritakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan saat menghadapi
masalah. Laki-laki akan masuk ke dalam “goanya”, untuk merenung, memikirkan dan
mencari sendiri solusi atas masalah yang ia hadapi. Sementara itu, Perempuan
lebih cenderung untuk membicarakan masalahnya terus-menerus untuk mendapatkan
solusi dari orang lain.
Lebih lanjut, di Bab itu dijelaskan pula, bahwa ketika
Laki-laki sedang berada di dalam “goanya”, jangan pernah sekali-kali mereka diusik.
Langkah yang paling benar untuk menghadapi laki-laki yang sedang di “goa”,
adalah dengan membiarkannya di sana. Hal yang sama juga diutarakan penulis
terhadap Perempuan. Bila Perempuan sedang bicara terus-menerus, jangan pernah
dipotong. Pasangannya harus mampu menjadi pendengar yang baik dan berikan saran
yang solutif.
Laki-laki digambarkan sebagai makhluk yang mengandalkan
rasionalitas dalam berpikir. Mereka tidak mampu untuk mengumbar emosi, mereka
tidak mampu untuk menangis. Sebaliknya, Perempuan digambarkan sebagai makhluk
yang sangat mengandalkan perasaaan. Mereka begitu sentimentil, sering
meluap-luapkan emosinya dan tidak mampu berpikir jernih.
*************************** tapi apakah memang
demikian *****************************
Apakah memang Laki-laki diciptakan untuk tidak dapat
menggunakan perasaannya, atau apakah Perempuan diciptakan tidak dapat
menggunakan rasionya? Apakah selamanya Laki-laki akan masuk ke “goa” untuk
mencari sendiri solusinya atau apakah selamanya Perempuan akan
bercerita ke pasangannya untuk mendapatkan solusi dari masalahnya?
Mungkin John Gray alpa atau memang sengaja tidak memasukkan
penyebab berbedanya isi kepala Laki-laki dan Perempuan. John Gray dalam buku
ini berhenti dalam tataran realitas, Ia setidaknya dalam buku ini, sama sekali
tidak mencari apa yang menjadi motif terciptanya realitas ini.
Adalah Gender yang dikonstruksikan oleh masyarakat yang
menjadi penyebab berbedanya langkah yang diambil Laki-laki dan Perempuan dalam
situasi yang sama. Gender adalah seperangkat nilai-nilai, peran, dan harapan
yang diletakan secara berbeda antara Laki-laki dan Perempuan. Gender mulai
dibangun sedari manusia itu lahir sampai ia mati.
Dari lahir, perlakuan terhadap bayi Laki-laki dan Perempuan
sudah dibedakan. Harapan yang disematkan pun berbeda. Bayi laki-laki, saat
dewasa nanti diharapkan menjadi pribadi yang kuat, gagah, solutif, tenang.
Sementara perempuan diharapkan tumbuh menjadi sosok yang lemah lembut, penyabar, penyayang. Bayi laki-laki dilekatkan
dengan warna biru, Perempuan dilekatkan dengan warna pink.
Saat tumbuh menjadi anak-anak, Anak Laki-laki selalu
ditanamkan dalam dirinya, bahwa ia tidak boleh menangis, tidak boleh cengeng. Ia harus menjadi pribadi yang
tenang. Hal yang berbeda ditanamkan kepada anak Perempuan. Nilai-nilai yang
ditanam sejak kecil inilah yang kemudian dibawa sampai dewasa, dan sangat mempengaruhi
sikap yang diambil saat menghadapi sesuatu yang sama.
Karena gender merupakan suatu konsep yang dibuat, tentu saja
ia bisa juga direvisi atau dihapus. Laki-laki pun bisa untuk membicarakan
masalahnya, tidak seperti yang dikatakan John Gray, Men go to the cave. Perempuan pun bisa pergi ke “goa” untuk mencari
solusinya sendiri, tidak melulu bicara terus-menerus.
Apa yang ditulis oleh John Gray sejak 1992 ini, turut
menajamkan oposisi biner dalam konstruksi gender. Ia mungkin lupa atau sengaja
menafikan bahwa di dunia ini ada juga banyak Laki-laki dengan nilai-nilai
feminin. Mereka juga bisa menangis, mereka juga perlu solusi dari orang lain.
Begitu pun dengan Perempuan. Ada banyak juga Perempuan yang mampu menggunakan
rasionya dalam berpikir solutif.
Bagiku sekarang buku Men are From Mars, Women are From Venus
hanya sebuah delusi. Teori dalam buku
ini merupakan kesalahpahaman serius mengenai konsepsi gender dalam tataran
sosial. Kita, baik Laki-laki atau Perempuan adalah sama. Kita sama-sama dari
Bumi. Benar bahwa ada cara yang berbeda dalam pengajaran, tetapi itu sesuatu
yang bisa kita ubah. Gender adalah sebuah konstruksi yang pasti bisa untuk
didekonstruksi ulang di suatu saat nanti!
*****
![]() |
Kuliah Umum Michael Kaufman |
Tulisan ini dibuat setelah aku mengikuti kuliah umum Michael
Kaufman di Erasmus Huis, 7 November kemarin. Michael Kaufman adalah seorang
PhD, dan inisiator gerakan White Ribbon Campaign, sebuah kampanye tentang
pelibatan laki-laki dalam kerja-kerja Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Dalam kuliahnya, Michael menyindir buku ini. Sindirian itu
kemudian membuatku melambungkan pikiranku ke masa itu, masa di mana aku begitu
percaya pada isi buku ini. Akh .....
We must stop
this gender inequality!
Komentar
Posting Komentar