Cerita di Balik Workshop HIV/AIDS oleh Yayasan Aids Indonesia


Mira Fajar (UNAIDS) saat memberikan gambaran persebaran HIV/AIDS

Menjelang Hari Aids sedunia, Yayasan Aids Indonesia (YAI) menyelenggarakan workshop mengenai kampanye efektif penanggulangan permasalahan HIV & AIDS di kalangan muda. Workshop ini bertempat di ruang rapat PB Pelti, di komplek Gelora Bung Karno dan berlangsung selama 2 hari, 19-20 November 2011.

Workshop ini mengundang para anak muda dari berbagai SMA, SMK dan Universitas. Saya dan teman saya @Eilianamele beruntung bisa mewakili Universitas Tarumanagara hadir pada workshop tersebut. Workshop selama 2 hari tersebut menghadirkan Mira Fajar (UNAIDS) sebagai pembicara dan berhasil mengumpulkan ide-ide dari kawula muda untuk menanggulangi masalah HIV/AIDS.

Tak cukup bicara untuk selesaikan persebaran HIV

Ada sedikit cerita menarik mengenai acara tersebut. Di workshop tersebut para peserta dibagi ke dalam kelompok. Nah, saya kebetulan sekelompok dengan 2 mahasiswi dari kampus swasta ternama dan seorang siswi SMK, sebut saja namanya mawar.

Jadi ceritanya, peserta workshop sedang diberi materi tentang hubungan seks yang beresiko tinggi menularkan HIV. Tersebutlah kata-kata oral seks, anal seks dan vagina seks oleh pembicara.  Si mawar yang kebetulan duduk di sebelah saya, dengan polos dan pelannya bertanya “bang, oral seks itu apa ya..?”. Harus menjelaskan tentang oral seks kepada siswi SMK itu rasanya campur aduk, antara malu, mau dan heran. Saya jawab saja, “itu dek, pake mulut”.

Cerita belum usai. Tak lama setelah pertanyaan menggelitik itu. Si mawar lagi-lagi dengan polosnya bertanya, “bang, beda anal seks sama vagina apa ya..?”. Saya yang masih shock dengan pertanyaan pertama, harus kembali menjawab yang sedikit nyeleneh tersebut. Tanpa basa basi langsung saja saya jawab, “Anal itu pake pantat, dek”.

Jika melihat si mawar yang begitu polos tentang seks, saya kog jadi ragu mengenai survei yang pernah saya baca bahwa sebagaian besar siswi di Jakarta sudah pernah berhubungan seks. Saya jadi membayangkan bahwa bila di Jakarta dengan segala akses informasi yang begitu mudah masih ada siswi yang begitu polos tentang hal-hal berbau seks, lalu bagaimana keadaan di daerah terpencil di pelosok Indonesia..?

Rencana saya dan teman-teman sekelompok
Kembali ke workshop. Selain berbicara tentang bagaimana hubungan seks yang beresiko tinggi menularkan virus HIV, workshop tersebut juga memberikan gambaran mengenai situasi HIV/AIDS di Indonesia, baik usia maupun peta persebarannya. Di tengah-tengah materi, ada juga dipraktekan cara penggunaan kondom yang benar bagi laki-laki dan femidom, kondom bagi perempuan. Pengalaman pertama melihat femidom.


Rekan Eillina saat presentasi mengenai rencana penanggulangan HIV/AIDS
Di akhir workshop, setiap kelompok diberi tugas untuk merancang bentuk kampanye yang efektif untuk menanggulangi permasalahan HIV/AIDS di kalangan pemuda. Saya dan teman sekelompok merencanakan pembuatan film tentang bahaya HIV/AIDS. Bukan film biasa yang sering dipertontonkan saat workshop, tetapi film bioskop karya sutradara berkelas, semisal Hanung Bramantio dan ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Tujuannya satu, mempengaruhi kawula muda baik kognitif, afektif maupun konatifnya. Semoga rencana ini dapat terlaksana dan kita semua terbebas dari HIV dan AIDS.

Komentar

  1. mungkin saja itu trik siswi untuk menggoda mas nya ini :P biar keliatan polos gitu ... hehe...

    BalasHapus
  2. Bukan main Crespo hahahahaha :D 2 jempol dah, sukses terus yee blognya!! XD

    BalasHapus
  3. unbelieveable banget tu cewek hari gini masih ada yg sepolos itu kah? muehehe

    BalasHapus
  4. Huooow...Di kelompok u ada yang masih polos ya? Di kelompok gw rasanya udah expert semua...hehehehe...Btw jangan lupa e-mailin foto2 ke panitia Po...
    Btw: twitter gw eilinamele, bukan eilianamele..wkwkwk

    BalasHapus
  5. wow,,,nanti c anaknya nanya lg,,"maksudnya yg pke mulut itu apa ya?" uhug hahaha

    BalasHapus
  6. misal gini...

    anak polos: oral sex apaan, bang?
    situ jawab: pake mulut dek
    anak polos: oh berarti, waktu itu saya lagi oral sex dong, bang?

    apa masih anak itu dibilang polos? hahaha :D

    BalasHapus
  7. Femidom.. Baru pertama x dengar dari blog ene.. Mantafff

    BalasHapus
  8. Kunjungin kesekolah/sekolahan gitu dong mba

    BalasHapus
  9. Wah,, diakhiri dengan gagasan kampanye ya,, haha
    Demo gtu bukan ya

    salam kenal.
    happy blogging

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan