Mewujudkan Zona Pelajar Bebas Kekerasan
![]() |
Audiensi IPPNU ke Komnas Perempuan |
6
April 2016. Pagi itu terik sekali. Aku bergegas menuju kantor dengan menumpang
angkutan umum. Pagi itu, aku punya agenda untuk menemui teman-teman Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau yang lebih akrab disebut IPPNU. Ceritanya
IPPNU datang ke Komnas Perempuan, untuk meminta masukan terhadap program kerja
mereka. IPPNU menargetkan adanya perwujudan zona pelajar yang bebas kekerasan
berbasis gender di sekolah dan pesantren se-Indonesia!
Teman-teman
IPPNU yang hadir pagi itu berjumlah 8 orang. Ketuanya Puti Hasni, yang ternyata
pernah juga bergabung dengan Komnas Perempuan sebagai relawan Unit Pengaduan
untuk Rujukan (UPR). Puti Hasni menyampaikan tentang program-program yang sudah
dilakukan oleh IPPNU dalam mewujudkan zona pelajar bebas kekerasan.
“IPPNU sebagai organisasi berbasis pelajar putri berusaha
mewujudkan zona pelajar yang bebas dari segala bentuk kekerasan berbasis gender
dengan melakukan sosialisasi bentuk-bentuk kekerasan seksual dan mendirikan
pusat informasi konseling remaja di pesantren dan sekolah,” ujar Puti Hasni
Diskusi
berjalan seru dan santai. Selain aku, dan teman-teman IPNNU, hadir juga dua
orang komisioner, Mariana Amiruddin dan Khariroh Ali, serta dua orang peserta
magang, Dewi dan Ognin.
Komnas
Perempuan mengapresiasi insiatif dari IPPNU, sekaligus mengingatkan agar IPPNU
melibatkan peran laki-laki dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan.
Mariana Amiruddin (Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat) menyatakan bahwa isu
kekerasan terhadap perempuan bukan hanya isu perempuan semata, tetapi isu semua
manusia.
“Penting sekali untuk melibatkan laki-laki dalam penghapusan
kekerasan terhadap perempuan, karena perjuangan menghapus kekerasan terhadap
perempuan, bukan hanya isu perempuan, tetapi isu kemanusiaan,” tegas Mariana Amiruddin.
Komnas
Perempuan juga menyambut tawaran kerja sama dari IPPNU untuk mewujudkan zona
pelajar bebas kekerasan berbasis gender di pesantren dan sekolah.
“Kami sangat senang bermitra dengan IPPNU, dan kami selalu siap
bersama kawan-kawan jaringan di seluruh Indonesia untuk mengkampanyekan isu
anti kekerasaan terhadap perempuan,” ujar Khariroh Ali (Ketua Gugus Kerja Perempuan
dalam Konstitusi dan Hukum Nasional/ GK-PKHN).
Inisiatif-inisiatif
dari IPPNU sangat penting sekali karena seperti yang kita lihat di media, ada
banyak kekerasan yang terjadi pada anak perempuan di sekolah dan pesantren. Peran teman sebaya
menjadi sangat penting, karena biasanya korban lebih nyaman menceritakan
kasusnya kepada teman sebaya dari pada melaporkan kasusnya ke pihak berwajib. Melalui teman sebaya ini, korban baru secara pelan-pelan didorong untuk berani melaporkan kasusnya.
Nah,
kamu pernah enggak dapat curhatan dari teman kamu yang menjadi korban
kekerasan? Kalau pernah, apa yang kamu lakukan waktu itu? yuk komen di bawah ini. Lihat juga berita ini ya!
http://www.komnasperempuan.go.id/komitmen-komnas-perempuan-dan-ippnu-wujudkan-zona-pelajar-bebas-kekerasan/
http://www.komnasperempuan.go.id/komitmen-komnas-perempuan-dan-ippnu-wujudkan-zona-pelajar-bebas-kekerasan/
Komentar
Posting Komentar