Surat Terbuka Untuk Presiden Jokowi: Batalkan Hukuman Mati Mary Jane
![]() |
Batalkan Hukuman Mati Mary Jane |
Dear Pak Jokowi yang lagi sibuk Konfrensi Asia-Afrika,
Perkenalkan saya Elwi Gito, satu dari sedikit yang sampai detik ini masih percaya Bapak
Jokowi adalah seorang yang humanis, yang sering mendengarkan suara orang-orang
jelata lewat metode yang bapak perkenalkan, yaitu blusukan. Bapak adalah
harapan, karena hanya Bapak yang berani memotong seluruh birokrasi dan membuka
pintu seluas-luasnya bagi seluruh warga negara dalam menyampaikan aspirasinya.
Oleh karena itu, saya memberanikan diri menulis surat ini, karena saya yakin
betul Bapak Jokowi akan membacanya.
Saya mengirim surat terbuka ini terkait eksekusi mati Mary
Jane, buruh migran asal Filipina yang
tertangkap di Yogyakarta karena membawa heroin 2,6 kg yang ia bahkan tidak tahu
bagaimana heroin itu bisa ada di tas kopernya. Saya mohon kepada Bapak untuk
membatalkan hukuman mati bagi Mary Jane, atau setidaknya menunda hukuman itu
sampai proses peninjauan kembalinya (PK ke-2) diputus mengingat ada bukti baru
yang ditemukan.
Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, saya yakin betul
suatu keputusan yang tepat hanya bisa diambil berdasarkan informasi yang tepat
pula. Menemukan informasi yang tepat adalah tantangannya. Saya takut Bapak Jokowi salah mengambil
keputusan karena kurangnya informasi atau informasi yang kurang akurat terkait
eksekusi mati ini.
Saya mau berbagi informasi dengan Bapak terkait temuan yang
ditemukan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan),
tempat saya bernaung sekarang. Sebagai sosok yang bijaksana, saya yakin bapak
Jokowi akan meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membaca temuan ini.
Ada situasi kondisi
kerentanan yang menyebabkan Mary Jane terjebak dalam mafia perdagangan orang
dan mafia narkoba Internasional:
a. Korban pemiskinan. Mata pencaharian utama
keluarga Mary Jane adalah pengumpul dan penjual barang bekas. Mary Jane Veloso
hanya menempuh pendidikan hingga SMP kelas 1, lalu putus sekolah. Sebagaimana
wajah perempuan pekerja migran Indonesia yang berjuang mendapatkan kehidupan
yang lebih layak;
b. Perempuan
korban kekerasan dalam rumah tangga yang menikah di usia muda yaitu 16
tahun. Sebagaimana latar belakang sebagian perempuan pekerja migran Indonesia
berangkat bekerja ke luar negeri akibat KDRT yang memaksanya mengambil alih
peran kepala keluarga dan minimnya pengetahuan maupun pendidikan akibat
pemiskinan dan pernikahan usia anak;
c. Pernah
trauma akibat kekerasan seksual saat bekerja di Dubai. Peristiwa tersebut mengakibatkan
ia dirawat di rumah sakit selama 1 bulan sebelum memutuskan kembali ke negara asalnya
dan berangkat ingin kembali menjadi pekerja migran. Trauma pada kekerasan
seksual
inilah yang mendorongnya memilih berangkat ke Indonesia dibanding ditinggal
di hotel menunggu
calon majikan yang diinfokan masih berada di luar negeri. Karena setiap dia
melihat wajah laki-
laki berwajah India selama di hotel, traumanya muncul, karena pelaku yang
mencoba memperkosanya saat di Dubai adalah laki-laki yang serumpun;
d. Direkrut
secara ilegal. Mary Jane direkrut oleh tetangga suaminya, Maria Kristina P.
Sergio untuk bekerja ke Malaysia sebagai
Pekerja Rumah Tangga, masuk negara tersebut dengan visa
turis dan tanpa dokumen kerja yang resmi. Mary Jane Veloso telah membayar
biaya keberangkatan dengan menyerahkan motor
dan telepon genggamnya senilai 7000 Peso pada Kristina, dengan
perjanjian ia akan dipekerjakan sebagai PRT di Malaysia dan kekurangan
biaya akan dibayar dengan pemotongan 3 bulan gaji saat bekerja;
e.Korban perdagangan manusia
untuk tujuan perdagangan narkotika Internasional, bukan gembong narkotika. Mary Jane Veloso
direkrut untuk bekerja di Malaysia kemudian diminta oleh perekrutnya untuk ke
Indonesia, dengan janji akan segera dipekerjakan setelah kembali sepulang dari
Indonesia. Mary Jane ditipu, dijadikan kurir narkoba. Adapun caranya diberi tas
untuk menyimpan pakaian dan peralatan pribadinya selama di Malaysia, tanpa
sepengetahuannya telah dimasukkan heroin seberat 2,6 kg
72 jam lagi sebelum regu tembak melepaskan pelurunya ke dada
Mary Jane, saat ini semua tim hukum sedang berkejaran dengan waktu. Bila Mary
Jane terbukti tidak bersalah sesaat setelah ia dieksekusi, apa bisa nyawanya
digantikan lagi, Pak?
Mengeksekusi mati Mary Jane, yang merupakan korban
perdangangan manusia tidak akan menghentikan peredaran narkoba, justru akan
menutup akses informasi bagi negara dalam membongkar sindikat mafia yang lebih
besar, kecuali memang itu yang Bapak inginkan.
Menolak hukuman mati bukan
berarti setuju pada peredaran narkoba loh Pak. Saya juga tidak setuju
dengan peredaran narkoba, saya juga punya saudara yang mati gara-gara narkoba.
Saya berada di belakang bapak dalam upaya pemberantasan narkoba, tapi bapak
jangan lupa bahwa mafia sindikat yang besar ini tetap akan beroperasi walau
eksekusi Mary Jane dijalankan. Mafia besar tinggal merekrut lagi buruh migran
di dunia ketiga yang sangat rentan terjerat.
Satu lagi, pak sebelum saya akhir surat saya. Di China, juga
ada TKW kita yang menunggu dihukum mati gara-gara dijerat sama sindikat narkoba
ini. Bapak Jokowi tidak akan punya landasan lagi untuk membujuk negara China
membatalkan hukuman mati. Makanya, pembatalan hukuman mati bagi Mary Jane ini
merupakan pintu masuk untuk menyelematkan mereka.
Membatalkan hukuman mati tidak akan membuat bapak terlihat
plin-plan, justru akan membuat bapak terlihat bijaksana karena mau mendengarkan
tutur perempuan korban. Tutur-tutur perempuan, korban pula, miskin lagi
biasanya tidak akan pernah sampai ke permukaan. Kita tidak perlu presiden yang pintar-pintar amat, tetapi
perlu presiden yang mau mendengarkan. Are You with us, Mr President?
Latuharhari, 26 April 2015
Elwi Gito
Lampiran:
Bapak presiden Jokowi sdh Bijaksana membuat keputusan. Dia hanya ingin menegakkan Kedaulatan Negara.Jangan Karena satu orang, kedaulatan RI diinjak2 dunia..
BalasHapusbukan begitu caranya menegakkan kedaulatan negara!
Hapus