Kaitan Kekerasan dalam Pacaran dengan FTV: Sebuah Telisik
![]() |
Aku dan Ardina Rasti, duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan |
Beberapa hari setelah aku diterima sebagai anak magang di
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), aku
diberi tugas untuk meliput kegiatan konfrensi pers tentang Kekerasan dalam
Pacaran yang dialami oleh Ardina Rasti. Rasti demikian ia dipanggil, mengalami
pemukulan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri, Eza Gionino. Kasus ini sempat
heboh walau banyak pula yang sinis terhadap kasus ini. “Ah, palingan cari
sensasi untuk promo film baru” kata mereka.
Ardina Rasti kini menjadi duta anti kekerasan terhadap
perempuan. Ia dianggap sebagai figur perempuan yang berani melaporkan kasus
kekerasan dalam pacaran yang ia alami. Ia didaulat sebagai duta oleh Lembaga
Bantu Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) yang
mendampingi kasusnya. Sebagai duta, Ardina Rasti getol mengkampanyekan bahaya
jeratan Kekerasan dalam Pacaran melalui media sosial.
Beberapa hari selang konfrensi pers itu, aku kembali
mendapat tugas untuk meliput konfrensi pers yang lagi-lagi tentang Kekerasan
dalam Pacaran. Kali ini dialami oleh seorang Disk Jockey bernama Verni. Ia
dihamili oleh Denny Sumargo, seorang pebasket nasional yang kini sering tampil
di layar kaca. Saat konfres itu, DJ Verni sedang mengandung 5 bulan. Ia
beberkan fakta-fakta dan meminta agar Denny Sumargo mengakui bahwa anak yang ia
kandung adalah anak mereka.
Di pihak lain, Denny Surmago membantah keras apa yang
disampaikan DJ Verni. Dia malah balik menuduh bahwa DJ Verni menumpang tenar
pada dirinya. Denny juga menuding anak yang dikandung oleh Verni bisa saja anak
orang lain mengingat pekerjaannya sebagai seorang DJ, walau pada akhirnya Denny
Sumargo tidak berani untuk tes DNA.
Kasus ini juga sempat heboh walau sebagian besar pemberitaan
malah memojokkan DJ Verni. Stigma buruk masyarakat terhadap Disk Jockey
ditambah citra baik seorang Denni Sumargo sebagai atlet nasional membuat opini
publik menyerang DJ Verni. Banyak yang
beranggapan bahwa DJ Verni memang sengaja menumpang tenar pada Denny.
Dua kasus Kekerasan dalam Pacaran ini membuat minggu-minggu
pertamaku sebagai anak magang menjadi agak galau. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana hubungan cinta kasih bisa menjelma begitu menakutkan dan penuh dengan
tidak kekerasan! Aku sebagai seorang penggemar kisah drama romantis, juga
sebagai seorang penggemar FTV (Film Televisi) awalnya menyangkal bahwa ada
banyak perempuan di luar sana yang menjadi korban Kekerasan dalam Pacaran
sampai akhirnya aku menyadari kekeliruanku. Justru kisah-kisah FTV-lah yang
membuat Kekerasan dalam Pacaran semakin tumbuh subur.
Sebagai orang yang pernah belajar Ilmu Komunikasi di bangku
kuliah, aku menyadari bahwa media mampu mempengaruhi isi pikiran pemirsanya.
Teori ini dikenal dengan teori jarum suntik. Teori ini mengandaikan pemirsa
sebagai pihak yang pasif yang hanya menerima nilai-nilai yang disuntikkan
media. Lebih jauh, George Gerbner melalui teori kultivasinya menjelaskan bahwa
masyarakat dibentuk oleh televisi. Nilai-nilai yang ada di masyarakat
dikonstruksikan sedemikian rupa oleh televisi. Bukan lagi masyarakat yang
membentuk tayangan televisi, tetapi tayangan televisilah yang membentuk
masyarakat.
George Gerbner mencontohkan tentang perilaku paranoid
seseorang yang terpapar berita kriminal di televisi secara terus menerus. Para
penonton berat (lebih dari 6 jam perhari) yang menonton berita kriminal akan
merasa bahwa dunia ini penuh dengan tindak kriminal.
Kembali ke tayangan FTV dan kaitannya dengan Kekerasan dalam
Pacaran, aku menduga ada kaitan yang serius antar keduanya walau tentunya perlu
penelitian lebih lanjut agar keterkaitan keduanya menjadi lebih valid.
Hanya di FTV, kita dapat menemukan ada kisah cinta yang
begitu indah, romantis dan cepat. Hanya di FTV, ada orang yang tak sengaja
bertabrakan di restoran, bertukar nomor handphone, sms-an, pacaran, hidup
bahagia selamanya. Hanya di FTV pulalah, kita bisa menemukan ada orang yang tak
sengaja bertemu di facebook, chat, ketemuan, pacaran dan lagi-lagi hidup
bahagia selamanya.
Jalan cerita yang dilukiskan oleh FTV secara tidak sadar
telah membentuk pola pikir di benak pemirsanya yang kebanyakan adalah remaja dalam
kondisi psikologis yang masih labil. Jalan cerita FTV oleh banyak remaja
dipaksakan menjadi realitas. Banyak yang percaya bahwa cerita-cerita romantis
FTV dapat menjadi kenyataan. Akibatnya justru sebaliknya, banyak yang menjadi
korban Kekerasan dalam Pacaran. Ada banyak remaja perempuan yang menjadi korban
kekerasan seksual oleh teman Facebooknya yang baru ia kenal! Ada banyak pula
remaja perempuan yang memilih untuk bertahan dengan kekerasan yang dialaminya
atas nama Cinta! Banyak FTV yang bercerita tentang kekuatan cinta yang mampu
merubah semua kesukaran menjadi suka cita.
Membahas Kekerasan dalam Pacaran atau yang biasa disingkat
KdP sungguh tidaklah mudah. Kekerasan ini oleh banyak orang masih dianggap
sebagai utopia saja, tidak benar-benar ada. Kekerasan dalam Pacaran
sesungguhnya memiliki pola dan kecenderungan yang sama dengan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga. Dua wajah Kekerasan ini timbul akibat pemikiran patriakhi yang
menempatkan perempuan sebagai barang milik laki-laki, sehingga bisa
diperlakukan seenaknya, termasuk mendapatkan kekerasan. Yang membedakan
kekerasan ini hanyalah surat nikah semata.
Komnas Perempuan mencatat ada seribuan kasus Kekerasan dalam
Pacaran sepanjang 2013, tentu ini bukan angka sebenarnya, aku meyakini ada
sangat banyak diluar sana korban Kekerasan dalam Pacaran! Banyak yang memilih
bungkam. Kebungkaman ini dipengaruhi oleh rasa takut, malu, tidak tahu harus
melapor ke mana dan tidak tahu bahwa sesungguhnya ia sedang menjadi korban
kekerasan dalam pacaran!
Banyak orang yang beranggap bahwa Kekerasan dalam Pacaranhanya sebatas tindakan fisik, seperti pemukulan atau tindakan psikis berupa
makian dan cacian. Padahal Kekerasan dalam Pacaran tidak hanya itu saja, ada
juga Kekerasan Seksual dan Kekerasan Ekonomi! Pembatasan atau pelarangan bagi
pasangan untuk berteman dengan orang lain juga merupakan Kekerasan dalam
Pacaran, misalnya saat kamu dilarang untuk menemui orang lain semata-mata
karena ia cemburu!
Pacaran sejatinya adalah proses pengenalan lebih dalam
sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Bila pacaran membuat hidupmu tambah susah,
tinggalkanlah! Bila masih pacaran saja, dia sudah berani melakukan kekerasan
apalagi saat sudah menikah?
Ahhh, FTV is too good to be true ...
Sepengamatanku banyak terjadi pacaran bisa bikin galau dan akhirnya nambah beban hidup. Di sekolah jadi nggak semangat, pikirannya cuma dia dia dia aja. Ada aja sih orang - orang yang kayak gitu. Yap betul! Pacaran juga bisa kena kekerasan seksual, hamil, kena sanksi sosial dari masyarakat deh.. Kasian ya diperbudak tv -_- brw, nice post kak :)
BalasHapus