Keterasingan: Fenomena Mengapa Orang Manyun Bila ke Kantor
Kamu sering manyun ke kantor ? Kalau iya, silahkan terus
baca sampai akhir artikel ini.
Senin lalu, Franz Magnis Suseno mengisi salah satu kelas extention course yang diadakan oleh
Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, temanya cukup menarik yakni Manusia
dan Pekerjaan. Aku cukup menanti kelas ini. Ada banyak pertanyaan di otakku,
kenapa kita harus bekerja? Apa sih itu sebenarnya hakikat dari bekerja? Kenapa
ada orang yang begitu semangat bekerja di saat yang lain terus-terus ngedumel tentang pekerjaannya?
Kelas yang dibawakan oleh Franz Magnis cukup bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaanku. Franz Magnis membawakan pemikiran Hegel dan Marx ke
dalam kelas ditambah sedikit sangahan dari Jurgen Habermas. Aku sendiri tidak
begitu yakin aku sudah mengerti apa yang Franz Magnis terangkan di kelas. Di
tengah keragu-raguanku dalam mengerti itu, aku akan sampaikan beberapa point
yang berhasil aku tangkap untuk kita diskusikan nantinya (kalau ada yang mau
diskusi, hehe …)
Hakekat pekerjaan menurut
Karl Marx
Ada beberapa pendapat Marx tentang pekerjaan:
Yang pertama adalah
pekerjaan merupakan tanda kekhasan manusia sebagai makhluk yang bebas
dan universal. Bebas karena ia tidak hanya melakukan apa yang langsung menjadi
kecondongannya, karena ia dapat
merencanakan tindakannya, dan universal karena ia tidak terikat pada lingkungan
alam yang terbatas.
Yang kedua, pekerjaan adalah objektivikasi manusia. Manusia
diakui oleh hasil yang ia ciptakan. Seorang seniman akan diakui sebagai seniman
bila ia punya karya seni. Hasil kerja membuktikan kebebasan dan keuniversalan
manusia. Seorang pembuat patung misalnya. Ia bebas menentukan apa yang ia buat
dan tidak terbatas pada satu model saja.
Yang ketiga adalah pekerjaan merupakan pertanda manusia
sebagai makhluk sosial. Seorang pembuat perahu misalnya. Perahu yang selesai ia
buat tidak hanya ia nikmati sendiri, tetapi juga dinikmati oleh teman-temannya.
Ada pengakuan dari orang lain tentang manfaat hasil kerja si pembuat perahu. Pengakuan
ini yang membuat manusia senang atas pekerjaannya.
Fenomena keterasingan
Kalau hakikat pekerjaan sebagus itu, kenapa masih ada begitu
banyak orang (mungkin kamu salah satunya) yang malah merasa direndahkan, diremuk
dan ditindas di dalam pekerjaan itu sendiri?
Marx menyebut fenomena ini sebagai keterasingan. Buat banyak
orang (Marx menggunakan istilah buruh), pekerjaan sehari-hari sama sekali bukan
pekerjaan yang menggairahkan. Pagi hari mereka masuk dengan murung ke tempat
kerja dan mereka akan bersuka cita ketika jam pulang. Mereka bekerja bukan
karena kesenangan melainkan terpaksa, terpaksa bekerja untuk bertahan hidup.
Mestinya manusia senang bekerja, karena pekerjaan menurut
Hegel adalah tindakan pernyataan diri manusia, tetapi banyak orang benci akan
pekerjaan mereka. Ternyata justru dalam pekerjaan, manusia merasa terasing dari
dirinya sendiri, merasa diperalat, dan direndahkan ...
Mereka yang terasing dalam pekerjaannya adalah mereka yang
mengerjakan sesuatu yang tidak mereka inginkan, mereka hanya mengerjakan apa
yang diinginkan oleh si bos. Mereka tidak lagi merasa bebas. Produk yang dia
kerjakan juga tidak dimiliki oleh dirinya sendiri, melainkan si bos. Apalagi
sekarang ada yang namanya pembagian kerja, mereka masing-masing mengerjakan
sebagian kecil dari suatu produk.
Misalnya kamu kerja buat sebuah perusahaan yang menghasilkan
sepatu olahraga dengan merek terkenal. Kamu bekerja karena terpaksa. Setiap
pagi, kamu akan ke pabrik dan mengerjakan apa yang dinginkan oleh perusahaan.
Tidak ada ruang bagi kamu untuk menyatakan ide dan kreativitasmu. Kamu tiap
hari mengerjakan hal yang sama. Kamu anggap saja bekerja di bagian tali sepatu,
maka apa mungkin kamu mengklaim sebuah sepatu itu adalah hasil karya kamu?
Saat-saat seperti ini kamu sedang mengalami fenomena keterasingan menurut si
Marx! Ini yang buat kamu manyun kalau ke kantor.
“Jadi bekerja terpaksa, lalu begitu saja bisa disuruh apa
saja oleh mereka yang di atas, itu jelas mengasingkan” Franz Magnis Suseno
Selain keterasingan manusia dari pekerjaan, manusia juga
jadi terasing dari manusia lainnya. Mereka masing-masing akan berebutan tempat
kerja, mereka akan bersaing, saling jegal untuk naik jabatan. Mereka akan
memakan mereka sendiri (Homo Homini Lupus).
Nah memang sih realitasnya banyak orang yang bekerja karena
terpaksa, semata-mata untuk dapat hidup. Pilihan di kamu, kamu mau menjadi
mereka yang terasing atau kamu mau jadi mereka yang bebas dan universal?
Komentar
Posting Komentar