Miyabi di persimpangan Jalan

Yang saya hormati sekaligus saya kagumi, Ibu dosen
Yang saya cintai rekan-rekan mahasiswa terutama mahasiswinya
Selamat pagi semua

Pertama-tama dan terutama, marlah kita panjatkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah kita dapat berkumpul di ruangan ini tanpa kurang suatu apa pun.

Baiklah saya tidak akan berbicara panjang lebar lagi karena jika kepanjangan kasihan yang perempuan dan jika kelebaran kasihan yang pria.

Teman-teman yang saya banggakan,
Saya akan membacakan pidato saya dengan judul “Miyabi di persimpangan jalan”.

Miyabi, kedatangannya ke negeri ini mengundang berbagai reaksi, ada yang pro ada yang kontra, ada yang dengan lantang menolak, ada pula yang dengan tangan terbuka menyambut dan ada juga yang acuh tak acuh menanggapi kedatangannya.

Bagi yang menolak, kedatangan Miyabi dikhawatirkan akan merusak moral bangsa ini padahal seperti yang kita tahu dia datang hanya untuk bermain film bergender komedi.

Apakah karena dia seorang bintang film porno, dia tidak boleh bermain film komedi..??
Jikalau seorang bintang film porno tidak boleh bermain film komedi, lantas mengapa seorang bintang komedi boleh bermain film porno..??
Justice, where are you..??

Lagi pula film miyabi ditujukan kepada khalayak dewasa, jadi tidak akan menimbulkan ekses-ekses yang tidak-tidak. Justru yang lebih mengkhawatirkan itu film kartun naruto yang banyak diisi adegan kekerasan yang tidak jelas apa lagi film ini ditujukan kepada anak-anak. Mau jadi apa bangsa ini apabila generasi mudanya dicekokin adegan-adegan kekerasan..?? Saya sich tidak heran lagi apabila terjadi tawuran di sana-sini wong sedari kecil sudah diajarkan kekerasan.
Dan apabila film miyabi dikhawatirkan akan mengandung adegan porno, maka biarlah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mengurusinya, tak perlulah kiranya para polisi moral mengirim intelnya ke bandara Soekarno-Hatta untuk mencegah kedatangan miyabi..
Biarlah semua bekerja pada koridornya, tak perlu para polisi moral melakukan aksi “sweeping” yang tidak jelas. Itu hanya akan semakin memperlihatkan mental para polisi moral yang dipenuhi hasrat kekerasan, hasrat ingin menghancurkan. Apa itu yang kita semua inginkan..??

Teman-teman yang saya muliakan,
Marilah kita berpikir kritis terhadap apa yang sedang terjadi, tidak hanya sekedar ikut-ikutan menolak dengan alasan yang tidak jelas, tidak sekedar menjadi penonton di tengah kondisi yang carut marut ini, tidak sekedar memancing di air keruh karena kita mahasiswa!

Mari kita suarakan aspirasi kita, Kita jadikan bangsa ini lebih bermartabat, kita kembalikan bangsa ini menjadi bangsa yang ramah tamah...

Menteri Kebudayaan dan pariwisata kita bapak Jero Wacik berkata, “Orang Asing adalah tamu kita” jadi sudah seharusnya kita menyambut kedatangan miyabi dengan tangan terbuka.. .

Mengapa kita harus membenci miyabi..? Miyabi tidak pernah berbuat salah kepada bangsa ini, lantas doktrin apa yang bisa kita gunakan untuk membencinya.??
Miyabi hanyalah seorang insan manusia yang ingin mengekspresikan dirinya, tak ada maksud lain. .
Jangan pernah men-judge Miyabi, Jika tidak benar-benar tahu tentang dia.
Mari kita sambut kedatangan miyabi...

Bukannya saya ingin memaksakan pendapat saya, saya hanya ingin mengajak Anda-Anda semua yang ada di sini untuk berpikir kritis, Saya sangat menghargai perbedaan pendapat yang ada selama itu didukung alasan-alasan yang cerdas, tapi sampai sekarang saya tidak melihat ada alasan untuk menolak kedatangan Miyabi, jadi buat apa kita menolak, mari kita sambut kedatangan Miyabi ke republik ini..!!



Sekali lagi saya tekankan, walau dia seorang bintang porno, bukan berarti dia harus dibenci kan..??

Akhir kata, Maju terus INDONESIA-ku, Semoga Tuhan memberkati.. .. Amin..



Jakarta, 22 Nopember 09
Salam Mahasiswa



Elwi

Komentar

  1. Semangat anak muda, bicara blak-blakan, tapi tidak meninggalkan peraturan, lanjutkan...!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan