Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Ribuan Orang Pawai HAM di Kota Kupang

Gambar
Salah satu peserta Pawai HAM di Kupang 10 Desember 2015 kemarin, aku bersama ribuan orang lainnya tumpah ruah ke jalan-jalan utama kota Kupang, bergabung dalam aksi pawai HAM yang diselenggarakan oleh Rumah Perempuan Women's Crisis Centre, yang bekerja sama dengan 13 lembaga lainnya sekota Kupang. Aksi Pawai HAM diselenggarakan untuk memperingati hari HAM sedunia, dan sekaligus menjadi puncak acara kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang sudah dimulai sejak tanggal 25 November. Pawai HAM ini mengambil rute dari Halaman Polda NTT dan berakhir di sekretariat partai Nasdem NTT. Bandara El Tari Kupang Ini merupakan kali pertama aku ke Kupang. Aku tiba di kota ini tanggal 9 Desember, bertepatan dengan pelaksanaan pilkada serentak. Sedikit deg-degan juga, karena aku sama sekali tidak punya gambaran tentang kota yang dijuluki kota Kasih ini. Aku mendarat dengan mulus di bandara El-Tari dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia. Perjalanan ditempuh sekitar 3

Wujudkan UU Penghapusan Kekerasan Seksual Sekarang Juga

Gambar
Aksi Mendukung RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, 8 Des 2015. (Photo: Liputan 6) Setelah sekian lama tidak ikut demonstrasi, tanggal 8 Desember yang lalu, aku kembali turun ke jalan bersama teman-teman jaringan muda melawan kekerasan seksual, meminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (KPP-PA) untuk segera mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), menetapkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016! Tuntutan ini sederhana, tidak muluk-muluk, KPP-PA dibawah komando Mama Yohanna Yembise harus bisa memastikan RUU ini masuk dalam prolegnas karena situasi kekerasan seksual di Indonesia sudah darurat!  Sebetulnya RUU ini sudah diajukan di awal periode anggota Dewan bersidang, tapi sayangnya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual tidak masuk ke dalam daftar RUU yang akan dibahas di Prolegnas 2015. Hal ini diputuskan oleh DPR RI dalam sidang paripurna, 9 Februari 2015 yang lalu

From Fear to Freedom

Gambar
Diskusi dan Pemutaran Film "From Fear to Freedom"  "Masalah kekerasan jika tidak ditangani akan menjadi lingkaran setan, menurun ke generasi-generasi berikutnya" ~ Sri Muliyati, Direktur Sapa Institute, Kabupaten Bandung.  Kutipan di atas, disampaikan oleh Teh Sri Muliyati dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Atamerica, Selasa, 1 Desember yang lalu.  Selain Teh Sri, hadir pula Kak Livia Iskandar dari Yayasan Pulih, Ibu Justina dari UN Women, dan Ibu Nina Nurmila dari Komnas Perempuan. Keempat narasumber memaparkan bagaimana kita semua harus mengambil bagian dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Kita lakukan bagian kita masing-masing dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan. Kalau kita semua dengan keahlian masing-masing bergerak, niscaya akan tercipta kondisi yang kondusif bagi penghapusan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Diskusinya ramai sekali, mayoritas dari Presiden university dan kampus Jayabaya. Aku ke san

White Ribbon Day di Kantor Australia Awards Indonesia

Gambar
Foto sama Om Jeff, Direkturnya Australia Awards Indonesia Tanggal 25 November adalah tanggal yang sakral. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Internasional, dan diperingati tiap tahunnya di lebih dari 170 negara termasuk Indonesia. Tanggal 25 November dipilih untuk menghormati perjuangan Mirabal bersaudara yang dibunuh tanggal 25 November 1960 oleh rezim jenderal Rafael Trujillo, diktaktor di Republik Dominika, negara di laut Karibia, Amerika Tengah.  Nah, tanggal 25 November kemarin, Komnas Perempuan diundang sama teman-teman Australia Awards Indonesia (AAI) untuk mengisi diskusi tentang potret kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Diskusi ini diikuti sekitar 30 staff AAI. Aku ke sana bareng Mariana Amiruddin (Komisioner), Catherine Emily (relawan dari Australia) dan Estu Sarwo Mukti, mahasiswi HI Undip yang lagi magang di Komnas Perempuan.   Suasana diskusi di kantor AAI Dari diskusi ini, aku baru tahu bahwa tidak hanya Indo