Mengunjungi Pagoda Lalitavistara di Jakarta Utara

Pagoda Lalitavistara


Dua hari yang lalu, aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pagoda Lalitavistara di Cilincing, Jakarta Utara. 

Apa? Ada Pagoda di Jakarta? 

Iya, kamu semua enggak perlu ke Thailand, Myanmar, atau ke Tiongkok untuk melihat Pagoda yang ciamik. Di Jakarta, tepatnya di daerah Cilincing, Jakarta Utara, ada juga Pagoda yang keren banget, bernama Pagoda Lalitavistara. 

Pagoda Lalitavistara terletak di antara rumah penitipan abu jenazah Wan Lin Chie di sebelah kanan dan Vihara Lalitavistara di sebelah kiri. Ada tembok yang memisahkan halaman rumah abu dan vihara, yang dugaanku dulunya tembok itu tidak ada. Untuk melihat dari dekat Pagoda Lalitavistara, silahkan masuk dari gerbang rumah abu. 

Sayangnya, kita hanya dapat melihat dari dekat Pagoda Lalitavistara, tanpa boleh masuk apalagi naik karena ada masalah dengan struktur bangunan Pagoda, sehingga dikhawatirkan akan membahayakan pengunjung. Walau demikian, Pagoda Lalitavistara tetap mempesona bagi siapa saja yang mengunjunginya. 

Menurut Cl. Salmon dan D. Lombard dalam buku Klenteng-Klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta, Vihara Lalitavistara didirikan kira-kira pada tahun 1957-1960 oleh Yang Mulia Zhang Hua yang kemungkinan besar seorang Biksu Hakka yang mengungsi dari Tiongkok paska revolusi 1949. Vihara ini awalnya bernama Ling Ying Si, kemudian diubah menjadi Lalitavistara pasca pelarangan penggunaan bahasa mandarin oleh rezim Orba. Nama Lalitavistara diambil dari kitab Buddha yang berisi perjalanan Hidup Sang Buddha Gautama dari lahir hingga wafat. 

Bila kamu ingin mampir ke Pagoda Lalitavistara, aku sarankan untuk menggunakan bus Transjakarta. Silahkan turun di Halte Tanjung Priok, lalu dilanjutkan dengan ojek atau angkot ke arah Cilincing. Bila kamu mampir ke Pagoda ini, jangan lupa sekalian untuk menikmati seafood. Ada banyak restoran seafood di sekitar Vihara, salah satunya adalah Rumah Makan Seafood Babeh. Seafoodnya juara! 

Oh ya, kalau kamu punya informasi lain tentang Pagoda Lalitavistara, share di kolom komentar yaaa! 


Sumber: Buku Klenteng-Klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta edisi kedua (2003)

Komentar

  1. Dulu Aku tinggal di vihara ini wktu sekolah SMP, taon 1982 sampe taon 1985. Ayahku wktu itu jadi ketua pengurus vihara. Tiap hr mggu bnyk warga tionghoa yg beragama Konghucu dtng utk sembahyang. Otomatis aku sering naik pagoda itu sampe ke lantai 7 (lantai paling atas) utk melihat laut. Hawanya sejuk dgn angin laut yg bikin ngantuk. Tapi sayang skr Sdh tdk boleh dimasuki pengunjung. Uh jdi rindu masa2 kecil dan remaja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah, pasti menyenangkan yaa di masa itu. Terima kasih sharingnya yaa!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan