Melawan Topeng Restorasi


foto mobil komando dirusak oleh preman-preman nasdem, foto di ambil dari Tribunnews.com

Siang tadi, di depan kantor Nasdem, di jl Gondangdia, Jakarta pusat terjadi aksi penyerangan, dan pembubaran paksa yang dilakukan oleh garda gemuruh nasdem terhadap Aliansi Metro (Melawan Topeng Restorasi) yang tengah menyampaikan aspirasinya.

Aliansi Metro yang terdiri dari LBH, AJI, Buruh, Mahasiswa serta berbagai elemen masyarakat datang ke kantor Nasdem guna menagih janji Surya Paloh untuk memperkerjakan kembali Luviana, Assistant Produser yang dipecat sebelah pihak oleh Metro tv. Luviana beserta tiga rekannya dipaksa untuk mengundurkan diri sesaat setelah ingin membentuk serikat pekerja di Metro tv.

Sekitar pukul 1 siang, massa Aliansi Metro yang berjumlah sekitar 20 orang melakukan long march dari Taman Ismail Marzuki ke kantor nasdem. Sampai di kantor nasdem, satgas nasdem telah bersiap, hal ini terbukti dengan dipampangkannya spanduk bertuliskan bahwa kami salah alamat. Saat itu juga ada polisi sekitar 7 orang.

Kami berpendapat bahwa tidak ada yang salah alamat, karena jelas kami datang untuk menagih janji Surya Paloh yang berkantor di sana. Kami juga ingin menyampaikan rekomendasi dari Komnas Ham dan Komnas perempuan.

Sebelum menyampaikan rekomendasi itu, massa orasi dengan pengeras suara yang ada di mobil komando milik Serikat Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (SBTPI). Kami meminta Surya Paloh menepati janjinya.

Sekitar 20 menit orasi, tiba-tiba ada seseorang yang datang dari dalam kantor nasdem, hendak membubarkan aksi kami. Jelas kami menolak, karena kami memiliki izin dari kepolisian, dan aksi kami juga dikawal oleh personil polisi. Namun, pria itu lantas mengancam polisi.

“Hoi, Polisi !! Kau bubarkan aksi ini dalam 5 menit, atau aku yang bubarkan !!” Teriaknya pada salah satu polisi.

Tak sampai 5 menit, tiba-tiba dari dalam kantor nasdem, sekitar 30 orang langsung menyerang kami, spanduk kami dirobek, kami dikerja dan dipukul, mobil komando kami dirusak dan diancam akan dibakar. Personel polisi tidak sanggup untuk mengendalikan situasi saat itu.

7 orang anggota aliansi Metro luka-luka dan mobil komando hancur berantakan akibat penyerangan tersebut. Preman-preman yang menyerang kami lantas kembali masuk ke dalam kantor nasdem.

Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat begitu brutalnya para preman nasdem membubarkan aksi kami. Kami datang dengan damai, malah diserang sangat brutal. Jargon-jargon demokrasi dan restorasi yang sangat sering muncul di tivi hanya omong kosong bila melihat peristiwa siang tadi. Demokrasi omong kosong, restorasi pun hanya retorika belaka.

Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah para preman-preman nasdem yang tertangkap tangan melalukan penyerangan, tidak lantas ditangkap padahal jelas-jelas di tkp banyak polisi. Polisi pun tidak berani !! Dari begitu banyak preman-preman yang melakukan penyerangan, hanya 3 orang yang dibawa ke polres Jakpus untuk diperiksa.

Saya jadi ngeri sendiri melihat apa jadinya negeri ini di esok hari, penegakan hukum kalah melawan preman-preman yang dipelihara oleh politisi. Sudahnya saatnya kita semua bersama-sama melawan topeng restorasi !!! (Elwi Gito)




*Penulis merupakan salah satu saksi peristiwa, penulis bersama-sama dengan teman-teman Aliansi Metro menyampaikan aspirasinya. Penulis juga merupakan ketua BEM Fikom Untar.

Komentar

  1. I we imaginе уou write with greаteг regularіty I really
    enjoy гeading youг hard work.

    Hаve a look at my ωeb sitе: garciniacambogia.org

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan